Apa Kabar Mereka?

Absurd jika ia memaknai kawan adalah hal yang bersifat periodik
Interpretasi yang kurasa omong kosong pada saat itu.
Tapi kali ini ia benar, beginilah adanya.

Aku sedang berkisah tentang kawan lama, kawan-kawan di tahun pertama tepatnya, apa kabar mereka?
Sebelum kita berpindah dan saling bertukar ruang, dulu sering berirama bersama, membuahkan harmonisasi nada dan rima. Bahkan tak peduli chord yang kita mainkan salah, yang tahu kita bersenang ria, bercerita tanpa ada akhir. Menghabiskan sore di kontrakanku tanpa prasangka, menunggu pergantian jam di hujan, sampai berbonceng tiga.
Kemana lari saat-saat itu semua?

Mungkin bukan kalian yang salah kawan,
inilah keadaan yang memaksa kita untuk menjadi seorang RUPAWAN
kita sedang sangat sibuk.

Lobi gedung B tak lagi semeriah dulu, juga bangku kayu sekarang diduduki varietas komunitas yang tak terbatas, banyak kombinasi wajah baru. Di tangga, hanya ada salam normatif, sekedar menebar senyum penghargaan. Ya, oke kalau itu untuk menghargai perasaan, tanpa perlu berlebar menanyakan kehidupan. Tapi lebih dari itu, aku mau kalian, apa kabar?

"Terus sehat sahabatku, kau di sana, di tempat kau merasa nyaman berada. Sampaikan salamku untuk teman-teman barumu, kembalilah kalau ada cerita lama yang belum kau selesaikan akhirnya!!"...


Inspired, written, and edited from one of my favorite blogs..

Comments

Popular posts from this blog

Jayeng Kusuma Kridha

Istilah jawanya,"TITENANA!!!"

"Thank you": The Secret to Our Success!