Ceritanya Nich ^GALAU^, (----_----)''
Mereka yang bisa lakuin semua itu emang ada kesempatan and tempat serta kondisi yang mendukung. Sementara, disini tempatku berbaring, tempatku berjalan, dan tempatku belajar. Terbatas cooooy! Ada tembok besar yang sengaja mereka bangun untuk membatasi diri. Sementara ada pintu kecil yang tiap tahunnya melahirkan bayi-bayi polos untuk ditempatkan di atas pohon berduri yang penuh terjangan angin dan bantaian burung elang. Jadi bayi itu seakan jarang dapat survive, yang pada akhirnya di usia remaja mereka kembali melintasi pintu yang sama untuk masuk ke arah tembok bagian dalam.
Hei, tapi ingat! Siapa yang akan menjadi ketapel, yang dengan keyakinan dan tekad selentur karet dapat menjepretkan batu ke arah tembok itu. Dialah yang akan dapat merobohkan tembok warisan tempat ini.
Oh, Goddamn, ternyata jadi orang harapan tak mudah. Penuh tekanan dan desakan. Hidup bebaspun tak dapat dirasakan. Celotehan, kritikan seperti belati omong kosong yang datang dan sesekali bergesekan satu sama lain. Srrrriing... Srrrriing! Miris di hati, tak enak di lihat, terkadang memercikkan api kemarahan. Mereka yang melempar belati itu bukan sosok perfect diri, bahkan sosok yang gagal bermimpi.
Baru saja kulihat seorang bayi baru lahir. Dan tampaknya dia juga terlahir dari dalam tembok, tapi dari tembok yang berbeda. Hey, sepertinya dia dapat bertahan, meski kulihat beberapa kali keluar masuk pintu harapan. Nekat sekali dia. Apakah ini yang perlu dicari, seorang yang nekat dengan tekad tinggi. I don't know!
Kadang terlintas di benak ingin menjadi seperti mereka, yang berpotret ria, berkerabat, saling balas senyum keramahan, dan tentunya berguna tuk orang lain. Sementara disini hanya terdapat sosok sendiri, dengan muka lusuh, iri melihat dunia luar yang luas dan penuh tantangan, sedang melakukan damn things.
Sometimes it happens to me, tears and laugh come up at the same time. Tearing when facing up, and laughing when facing down at the babies who just got born. Actually I was the one who got through the door several times, I got different chance to show out how actually the world behind the wall. And right now I'm not leading it, I'm not in the middle of it, and I'm not even behind it. The babies and I are trying to break the wall down. Scream at the people that what a nice the world out there. We've got to try it out.
Hey, you! Don't stare at me that way! Give your hands up. Together we shake the tied ropes. Let's do it then!
Comments
Post a Comment