Javanese Traditional Play -KETOPRAK-
Ini adalah pertama kalinya aku berada di panggung melakukan semacam pertunjukan yang benar-benar penting bagi budaya negeri ini, KETOPRAK! Yeah, acara yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung ini mempresentasikan sebuah hiburan untuk masyarakat Kota Tulungagung yang diperankan oleh pelajar Sekolah Dasar, SMP, dan SMA se kabupaten. Dan kemarin, 29 Desember 2011 sekolahku dipilih untuk perform mewakili pelajar SMA di halaman SD Kampungdalem 1 (SD ku dulu).
Persiapan kami lakukan hanya sekitar 3 hari karena tuntutan jadwal yang mendadak setelah ujian akhir semester. Yak, bingung juga bagaimana aku bisa terpilih kegiatan ini, tak ada pengalaman atau wawasan sedikitpun mengenai kesenian ini. Alasan guruku pun tepat jika ia berkata, kami butuh seorang peran antagonis yang berbahasa Inggris dengan aksen Belanda. Yupz, peran Belanda sebagai David adalah peran yang jatuh untukku. Sedikit kaget dan canggung bagaimana dan apa yang harus kulakukan. Oke deh kalau kulitku putih, tapi kulit ini tak mendukung sama sekali, justru menjadikan ‘busong’, bule gosong.
Bedak tebal tutupi wajah, hairspray disemprotkan tuk kasih kesan rambut pirang si David, seragam koloni lengkap dengan sepatu boots yang menunjukkan kekejaman, sementara pemeran-pemeran anak buahku dipersenjatai dengan senapan. Wow penampilan kami pada lakon yang berjudul Jayeng Kusuma Kridha, yang aku tuliskan pada postingan sebelumnya, benar-benar memukau berjuta pasang mata masyarakat Tulungagung. Ada pesan moral yang disampaikan di samping banyolan-banyolan dari para lawak di tengah pertunjukan. Hey, satu hal yang menurutku paling menarik adalah ketika aku masuk stage mengawal 5 prjurit anak buahku dan mengabsen mereka, serta menanyai mereka beberapa pertanyaan, “Sudah makan?”. Mereka menjawab,”Sudaaaaah!”. Ada yang makan hamburger, pizza, fried chicken, hot dog (kebiasaan apa yang dimakan orang bule), tapi satu prajurit yang karena diadopsi dari penduduk pribumi yang sangat kedaerahan, dengan polosnya dia menjawab,”Heh, teloo!”. Spontan semua audience terpingkal! Hahaha..
Ada kesan beda yang kurasakan dalam pertunjukan ini. Mungkin karena pertama kali atau hal lain, aku kurang begitu bisa menjelaskannya. Yang jelas ibuk sempat bilang,”Nyapo to le, kok ikut-ikutan kegiatan seperti itu? Sekolahmu tinggal beberapa hari tok lo!” Please buk, aku ingin banget ikutan acara ini, disini aku dapat teman-teman baru dan juga yang paling penting adalah pengalaman baru, sekali aja. Yah argumen itu mungkin yang bisa meyakinkan ibuk so aku dapat ikut kegiatan ini. Di luar itu, saat malam pertunjukan aku merasa hawa ketradisionalan yang mungkin beda dengan apa yang dirasakan teman-teman yang lain. Wangi menyan dan pukulan gamelan yang menghiasi pertunjukan, memberi mistik yang besar menurutku. Entahlah! Yang jelas malam itu aku benar-benar PUAS dan BANGGA! :D
Ada kesan beda yang kurasakan dalam pertunjukan ini. Mungkin karena pertama kali atau hal lain, aku kurang begitu bisa menjelaskannya. Yang jelas ibuk sempat bilang,”Nyapo to le, kok ikut-ikutan kegiatan seperti itu? Sekolahmu tinggal beberapa hari tok lo!” Please buk, aku ingin banget ikutan acara ini, disini aku dapat teman-teman baru dan juga yang paling penting adalah pengalaman baru, sekali aja. Yah argumen itu mungkin yang bisa meyakinkan ibuk so aku dapat ikut kegiatan ini. Di luar itu, saat malam pertunjukan aku merasa hawa ketradisionalan yang mungkin beda dengan apa yang dirasakan teman-teman yang lain. Wangi menyan dan pukulan gamelan yang menghiasi pertunjukan, memberi mistik yang besar menurutku. Entahlah! Yang jelas malam itu aku benar-benar PUAS dan BANGGA! :D
![]() | |
Make Up Artist :D |
![]() |
Taken Picture after Being Dressed Up |
Comments
Post a Comment