Tak Susah Bukan Berarti Harus Mewah
Tampaknya saya beruntung hari itu. Salah satu bagian kenikmatan yang dialami oleh exchange student adalah jalan-jalan.
Saturday June 11, saya berangkat dari State College Pennsylvania menuju ke salah satu pemukiman yang kita tempuh sekitar satu jam driving. Dengan mobil VW, saya dan keluarga yang saya huni rumahnya selama beberapa hari di Pennsylvania ini berangkat pagi-pagi mengharapkan kita bisa bertemu dengan komunitas Amish. Mobil berlari pelan melintasi beberapa farm land yang dikelilingi bukit-bukit (ini hal yang menarik dari PA). Di perjalanan, Richard, memperkenalkan ke saya banyak hal.
Amish adalah komunitas Orthodox Christianity yang bermigrasi dari Jerman. Mereka terkenal karena membatasi diri dari tekhnologi, hidup tanpa aliran listrik, dan bertani adalah cara mereka untuk bertahan hidup. Mereka juga menghindari penggunaan kendaraan bermotor, mereka bepergian dengan gerobak kuda.
You could tell from the way they do their habit. Luasnya lahan pertanian dan peternakan menjadi pemandangan khas dari komunitas mereka. Sering kali saya melihat jemuran pakaian yang dikeringkan di bawah sinar matahari di halaman rumah mereka. Dan tak satupun kabel telepon atau listrik yang tergantung di sekitarannya.
Para wanita menigikat rambut dan menutupnya dengan semacam sarung kepala, Dan para pria berjanggut tebal tanpa kumis, yang selalu menebar senyum manis. The way they dress is like old fashion, big skirt for woman, and long black pants for man.
We were wondered because Richard said that it wasn't crowded, even that was kind of quite around where they live unlike it used to be. We drove around and saw tents set up on one of the fields. We tried to find out what's going on, and that was a bazar, like a special festival for Amish people where they can sell all of their harvest and their crafts they made to the other people. That's how they get the money and supply of foods for their daily. At this case I realized they don't depend on mall or supermarket or even fast food restaurant as what we do.
Sehari-hari mereka berbicara menggunakan Bahasa Jerman dengan dialeg dan aksen kuno. Tetapi untuk berkomunikasi dengan orang non Amish mereka menggunakan Bahasa Inggris. Mereka suka menyapa dengan ramah dan memberikan informasi dengan nada yang nyaman lahir batin.
Yang membuat saya termenung, mereka terlihat sangat alami, tanpa make up atau segalanya, mereka membiarkan keringat dan senyum kebahagiaan mengalir dari wajah lugu mereka. Tanpa video game atau cellphone, bahkan komputer mereka bermain bola volley dengan tawa dan lelucon sederhana. It was just wonderful.
Saturday June 11, saya berangkat dari State College Pennsylvania menuju ke salah satu pemukiman yang kita tempuh sekitar satu jam driving. Dengan mobil VW, saya dan keluarga yang saya huni rumahnya selama beberapa hari di Pennsylvania ini berangkat pagi-pagi mengharapkan kita bisa bertemu dengan komunitas Amish. Mobil berlari pelan melintasi beberapa farm land yang dikelilingi bukit-bukit (ini hal yang menarik dari PA). Di perjalanan, Richard, memperkenalkan ke saya banyak hal.
Amish adalah komunitas Orthodox Christianity yang bermigrasi dari Jerman. Mereka terkenal karena membatasi diri dari tekhnologi, hidup tanpa aliran listrik, dan bertani adalah cara mereka untuk bertahan hidup. Mereka juga menghindari penggunaan kendaraan bermotor, mereka bepergian dengan gerobak kuda.
You could tell from the way they do their habit. Luasnya lahan pertanian dan peternakan menjadi pemandangan khas dari komunitas mereka. Sering kali saya melihat jemuran pakaian yang dikeringkan di bawah sinar matahari di halaman rumah mereka. Dan tak satupun kabel telepon atau listrik yang tergantung di sekitarannya.
Para wanita menigikat rambut dan menutupnya dengan semacam sarung kepala, Dan para pria berjanggut tebal tanpa kumis, yang selalu menebar senyum manis. The way they dress is like old fashion, big skirt for woman, and long black pants for man.
We were wondered because Richard said that it wasn't crowded, even that was kind of quite around where they live unlike it used to be. We drove around and saw tents set up on one of the fields. We tried to find out what's going on, and that was a bazar, like a special festival for Amish people where they can sell all of their harvest and their crafts they made to the other people. That's how they get the money and supply of foods for their daily. At this case I realized they don't depend on mall or supermarket or even fast food restaurant as what we do.
Sehari-hari mereka berbicara menggunakan Bahasa Jerman dengan dialeg dan aksen kuno. Tetapi untuk berkomunikasi dengan orang non Amish mereka menggunakan Bahasa Inggris. Mereka suka menyapa dengan ramah dan memberikan informasi dengan nada yang nyaman lahir batin.
Yang membuat saya termenung, mereka terlihat sangat alami, tanpa make up atau segalanya, mereka membiarkan keringat dan senyum kebahagiaan mengalir dari wajah lugu mereka. Tanpa video game atau cellphone, bahkan komputer mereka bermain bola volley dengan tawa dan lelucon sederhana. It was just wonderful.
Comments
Post a Comment