Ini sangat menarik teman.
Berawal ketika aku sedang duduk manis mendengarkan celoteh di Peace Class yang termasuk pelajaran favorit baruku. Tapi kayaknya hari ini datar banget pembicaraannya. Kita disuruh menemukan definisi dari peace. Basically, no one knows what it is, because it's not a term, it's a habit, it's something has to be done.

Setelah waktu nunjukin 2.50 aku pergi ke lockerku dan meninggalkan gedung sekolahku. Aku mencoba bergabung dengan salah satu group yang sedang berconversation. Aku mengawali omongan, Wow it's very cold, isn't it? It makes me sick. Temanku menjawab," Yeah, it sucks." It's sleet. Sleet adalah salju yang turun bebarengan dengan hujan, gak dingin gmana tuh, salju aja udah dingin apalagi dicampur hujan, yang serba wet. IIIchh. "Hey dude, it's not, it's just frozen water, temanku menjawab lagi. Temanku lain menjawab, What are you talking about, we all know it's a sleet. Wach terjadi perdebatan hebat nich, ini nich yang terjadi jika American kids berargue, bercanda, gak penting banget yang diomongin, tapi inilah salah satu sifat kritis yang mereka miliki, salut baget aku, ketika mereka mencoba menjawab dengan informasi baru, yang mereka hasilkan dari membaca. Meskipun kadang-kadang gak nyambung yang justru menambah masalah menggunung atau menimbulkan masalah baru, yang gak bakalan bisa dianalisa titik temunya. Yang sering terjadi untuk menghentikan omongan mereka hanyalah, bus yang datang atau jam kelas yang dimulai, so they have to leave that place. Damn banget gak tuch?

And ditengah-tengah mereka berbicara, muncul begitu aja ide di otak, cling!! Hey guys! Directly, they stopped talking! Do you know that American Indian has 100 different names for snow? What? that's impossible. Enggak tahu kenapa juga ideku bisa muncul kayak gitu. Baru baca di majalah tadi pagi. Salju yang terlihat putih (enggak bisa gua jelaskan, datang and observasi sendiri lebih mudah tuch, sorry), bisa dibedakan dari ukuran, dan waktu turunnya, bahkan kategori didasarkan juga dari kepercayaan yang mereka ketahui, contohnya: bila salju yang turun saat salah seorang warganya sedang berduka, atau sedang bahagia, they have own name.

What the heck is this? Kalau enggak human being gak ada nich cerita seperti itu. Enggak masuk akal banget bila ditelaah. Tapi ini sama halnya dengan pemberian nama pada kita, kita menyebut diri kita manusia, tapi ada Radhingga, ada Paimin, Paijo, bahkan Sukiyem. Hebat banget kan kalau manusia udah menciptakan hal yang berbeda dan specific seperti itu, tapi salahnya kita, manusia kadang gak pernah mikir tuch kenapa bisa terjadi perbedaan, kita selalu menuntut kesamaan, kepengen miliki apa yang dimiliki orang lain. Pengen kulitnya item, berdiam diri dibawah matahari, yang ada gak item malah merah. Pengen berkulit putih, pakai bedak ini itu, bukannya putih malah bentol-bentol gara-gara bedaknya enggak match. Coba dah, disukuri apa yang diberikan ama Tuhan. God always knows what we want. Do not run away from reality!

Yes, may be this time I talk lilbit about what the hell is difference or peace. It's not caused I'm exchange student or luckily I'm taking peace class as well. I've become very tired, look at the situation around us. Someone who is angry seein' someone else has something more than him self. Nice watching soccer, but there are riots between 'The Orange' and 'The Green'. Throwing each other when their team loses. Ow you're the loser, man!!

Comments

Popular posts from this blog

Berita Cuaca

Sekolah Ideologi 2012

Jayeng Kusuma Kridha