Angkat Dunia dengan Pena


Jauh sebelum aku ospek, aku sudah menanyakan suatu hal kepada kakak tingkatku yang kebetulan memang dikenalkan dulu oleh Mas Cahya. Kalau aku ingin belajar menulis. “Pengen nulis apaan dik?”, Segala macam lah, bisa artikel, atau essay, atau karya ilmiah.

Ya, setelah beberapa bulan aku kuliah, mulai mengenal lingkungan, dan membaca ke arah mana nantinya aku, aku membanting setir ke kelompok kepenulisan, FKPH (Forum Kajian dan Penelitian Hukum).

Di sini aku bertemu berbagai macam orang hebat, yang dalam pemikirannya bukan hanya dari satu point of view, melainkan lebih mengarah ke netral, mengambil sisi positif dan negatif dari berbagai sudut pikir. Selain itu, mereka adalah orang-orang yang menurutku bukan hanya beristilah NATO, Not Action Talk Only. Mereka mampu membuktikannya melalui prestasi-prestasi yang mereka gores di dunia kepenulisan.

Aku ingat kata Mbak Airin, Direktur FKPH 2012, ketika ngobrol-ngobrol denganku di depan sekretariat. Bahwa mendapatkan suatu teori itu gampang sekali, dengan hanya semalam orang mungkin sudah bisa dikatakan intelektual gara-gara menghafal seluruh bagian buku. Tetapi yang langka adalah kreatifitas. Ketika kita bisa memahami suatu materi untuk diaplikasikan ke dalam masalah, sebagai sesuatu untuk mengatasi dan alat untuk memecahkannya itulah yang mahal harganya di dunia ini.

Pramoedya Ananta Noer, juga berpendapat,”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Tulisan inilah yang akan menjadi suatu patokan progress apa yang bisa kita raih. Perkembangan diri dapat kita baca melalui tulisan dari waktu ke waktu. Orang yang ingin didengar bisa menyuarakannya lewat tulisan, dan lewat tulisan pula orang bisa teriak memekakkan telinga, bisa berpendapat mengiris hati pembaca, mengompori api semangat, serta bisa juga menyulut kobaran kemarahan.





Comments

Popular posts from this blog

Berita Cuaca

Sekolah Ideologi 2012

Jayeng Kusuma Kridha