Ini dia, *Seribu Pohon* Kami Tanam
Seperti apa yang aku katakan dulu, bahwa di akhir Desember ini group yang kuikuti, OI Smuked mengadakan penanaman seribu pohon. Dan ini telah berhasil kami wujudkan.
Mungkin ini yang telah menjadi expert ku, yaitu bergerak dalam bidang sosial. Selain pengalaman baru, aku juga ngrasa senang mendapatkan kesempatan berkumpul dengan teman-teman yang mempunyai ide sejalan. Teman dari berbagai kalangan, sungguh mengesankan.
Event ini memang ditujukan kepada beberapa komunitas pemuda yang peduli terhadap lingkungan hidup. Kami mengundang beberapa siswa dari beberapa sekolah yang ada di Tulungagung, dan antusias mereka menunjukkan ke arah positive. Tak sedikit siswa-siswa calon punggawa bangsa berkumpul dan menikmati acara yang kami kemas dengan santai juga serius ini.
Acara ini memang tak disokong oleh sponsor-sponsor besar. Secara finansial kami mengandalkan anggaran dari kas BPK OI Tulungagung. Hanya saja kami meminta bantuan berupa moril dan sarana menanam berupa bibit-bibit pohon ke Dinas Kehutanan Kabupaten Tulungagung. Tanggapan baik juga ditunjukkan oleh dinas ini. Di awal acara, bapak kepala dinas memberi sambutan berupa pidato dan beliau juga berkenan membuka acara secara simbolik dengan menyerahkan bibit pohon kepada ketua pelaksana, yang kujabat hari itu.
Pada event ini satu hal yang mengesankan bagiku adalah perbincanganku dengan seorang wartawan yang pada waktu itu meliput. Dia sangat mendukung dengan adanya komunitas pemuda semacam ini. Minimal kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kesadaran pemuda untuk cinta lingkungan sendiri. Kalau cinta itu tumbuh, tentu mereka akan merawat dengan baik, tidak merusak, bahkan memikirkan bagaimana mereka dapat mengimprove lingkungan sehingga dapat menjadi lebih lestari. Dia, yang telah beberapa kali ke Eropa dan Australia dalam hal peliputan juga menambahkan bahwa beberapa negara di Eropa, seperti Jerman dan Belanda tengah melakukan reboisasi secara besar-besaran, terutama di sepanjang sungai-sungai yang membelah negara mereka. Melalui research badan kehutanan dan pertanian di negara-negara itu, mereka mempercayai bahwa memelihara kehijauan terutama di sepanjang sungai sangat bermanfaat tinggi. Sehingga sebenarnya mereka tengah membongkar bendungan-bendungan air yang terbuat dari semen atau bahan buatan manusia lainnya. Mereka percaya bahwa pemeliharaan tanah dan tanaman sebagai dinding sungai jauh lebih bagus daripada pembuatan tembok semen. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan kebiasaan Negara Indonesia yang selalu ingin menembok saluran-saluran air. Sepertinya kita ingin mengejar hal yang terlihat mewah, tetapi di sisi lain justru tidak bermanfaat bagi masa depan lingkungan kita. Padahal Tuhan sejak dulu telah menciptakan segala macam bentuk keseimbangan alam ini dengan sempurna, justru kita yang merusaknya dengan dalih ingin memperoleh hal yang lebih. Istilah Jawanya,"Mburu uceng kelangan deleg". Whatever lah!
Inilah saatnya berkarya, berinovasi, dan berkreasi. Saatnya yang muda berkuasa.
Tidak hanya sampai di situ petualangan ini berakhir. Ke depan sudah ada rencana khusus yang kami siapkan. Insya Allah tahun depan, di sela-sela aktifitas belajar kami di kelas 12, setiap minggunya sebagai wadah refreshing, kami akan berjalan-jalan sambil memungut sampah yang ada di bahu jalan yang kami lewati. Sebenarnya cukup simpel kan teman, untuk memulai hal positive. Ayo dong mulai dari sekarang, dari kebiasaan diri sehari-hari. Yeah, I know you can!
Mungkin ini yang telah menjadi expert ku, yaitu bergerak dalam bidang sosial. Selain pengalaman baru, aku juga ngrasa senang mendapatkan kesempatan berkumpul dengan teman-teman yang mempunyai ide sejalan. Teman dari berbagai kalangan, sungguh mengesankan.
Event ini memang ditujukan kepada beberapa komunitas pemuda yang peduli terhadap lingkungan hidup. Kami mengundang beberapa siswa dari beberapa sekolah yang ada di Tulungagung, dan antusias mereka menunjukkan ke arah positive. Tak sedikit siswa-siswa calon punggawa bangsa berkumpul dan menikmati acara yang kami kemas dengan santai juga serius ini.
Acara ini memang tak disokong oleh sponsor-sponsor besar. Secara finansial kami mengandalkan anggaran dari kas BPK OI Tulungagung. Hanya saja kami meminta bantuan berupa moril dan sarana menanam berupa bibit-bibit pohon ke Dinas Kehutanan Kabupaten Tulungagung. Tanggapan baik juga ditunjukkan oleh dinas ini. Di awal acara, bapak kepala dinas memberi sambutan berupa pidato dan beliau juga berkenan membuka acara secara simbolik dengan menyerahkan bibit pohon kepada ketua pelaksana, yang kujabat hari itu.
Pada event ini satu hal yang mengesankan bagiku adalah perbincanganku dengan seorang wartawan yang pada waktu itu meliput. Dia sangat mendukung dengan adanya komunitas pemuda semacam ini. Minimal kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kesadaran pemuda untuk cinta lingkungan sendiri. Kalau cinta itu tumbuh, tentu mereka akan merawat dengan baik, tidak merusak, bahkan memikirkan bagaimana mereka dapat mengimprove lingkungan sehingga dapat menjadi lebih lestari. Dia, yang telah beberapa kali ke Eropa dan Australia dalam hal peliputan juga menambahkan bahwa beberapa negara di Eropa, seperti Jerman dan Belanda tengah melakukan reboisasi secara besar-besaran, terutama di sepanjang sungai-sungai yang membelah negara mereka. Melalui research badan kehutanan dan pertanian di negara-negara itu, mereka mempercayai bahwa memelihara kehijauan terutama di sepanjang sungai sangat bermanfaat tinggi. Sehingga sebenarnya mereka tengah membongkar bendungan-bendungan air yang terbuat dari semen atau bahan buatan manusia lainnya. Mereka percaya bahwa pemeliharaan tanah dan tanaman sebagai dinding sungai jauh lebih bagus daripada pembuatan tembok semen. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan kebiasaan Negara Indonesia yang selalu ingin menembok saluran-saluran air. Sepertinya kita ingin mengejar hal yang terlihat mewah, tetapi di sisi lain justru tidak bermanfaat bagi masa depan lingkungan kita. Padahal Tuhan sejak dulu telah menciptakan segala macam bentuk keseimbangan alam ini dengan sempurna, justru kita yang merusaknya dengan dalih ingin memperoleh hal yang lebih. Istilah Jawanya,"Mburu uceng kelangan deleg". Whatever lah!
Inilah saatnya berkarya, berinovasi, dan berkreasi. Saatnya yang muda berkuasa.
Tidak hanya sampai di situ petualangan ini berakhir. Ke depan sudah ada rencana khusus yang kami siapkan. Insya Allah tahun depan, di sela-sela aktifitas belajar kami di kelas 12, setiap minggunya sebagai wadah refreshing, kami akan berjalan-jalan sambil memungut sampah yang ada di bahu jalan yang kami lewati. Sebenarnya cukup simpel kan teman, untuk memulai hal positive. Ayo dong mulai dari sekarang, dari kebiasaan diri sehari-hari. Yeah, I know you can!
Terima kasih kepada: Dinas Kehutanan Kabupaten Tulungagung Teman-teman OI SMUKED yang sepenuhnya telah mendukung BPK OI Tulungagung Teman-teman peserta Penanaman Seribu Pohon dan spesial honor untuk Rio yang mendampingi sebagai humas
I Love You All!
I Love You All!
Comments
Post a Comment