Makan Sembarangan, Bakal Sakit Perut


Mungkin kita harus bisa dan seyogyanya mengambil pelajaran dari hal kecil yang ada di keseharian hidup kita. "Jangan makan sembarangan, nanti bakal sakit perut". Ya' itulah salah satunya...

Inilah realita yang ada di kehidupan yang dalam simboliknya bisa dibuktikan di dunia perkampusan. Banyak yang bilang dunia perkampusan adalah wujud kecil dari suatu ketatanegaraan, strategi politik, maupun keadaan sosial bermasyarakat di negara ini. Banyak sekali pengaruh yang masuk dan keluar, berbagai paham ideologi yang mungkin pernah kita ketahui atau belum kita ketahui sebelumnya. Emang bener kalau dunia perkuliahan itu kejam karena syarat akan pergolakan politik yang berbaur dengan berbagai kepentingan di luar akademik.

Sementara di dunia ini, mahasiswa dituntut sebagai sosok kritis yang bisa memberi sedikit perubahan kecil bagi negara dan dunia. Tetapi apa faktanya? Justru kepentingan golongan merekalah yang mereka unggulkan. Opini yang berkembang di sini adalah,"Kalau kalian pengen maju ya pakai tungganganlah". Kalau niat loe sebagai mahasiswa menjadikan suatu organisasi itu sebagai tunggangan itu salah besar! Kalau itu udah ada di pikiran, gak beda kalau yang loe kejar adalah kekuasaan, bukan kemaslahatan bersama.

Lalu apakah ada tempat bagi kami yang merasa suka rela ingin memajukan negeri ini sementara mereka yang berkedudukan di atas adalah hasil doktrinisasi suatu kelembagaan dan berada di atas adalah karena suatu kepentingan yang hanya untuk kelompoknya.

Dari pertama masuk sampai sekarang yang ku alami sebagai mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Brawijaya adalah proses doktrinisasi, menciptakan paham baru yang mungkin bagi mereka adalah sebagai pembentuk ide kami sebagai maba. Tetapi yang sering terjadi dalam perekrutan suatu organisasi adalah pembawaan yang disampaikan lebih sering menjatuhkan antar organisasi, dan organisasi-organisasi inilah tak jarang ditunggangi oleh organisasi eksternal kampus yang menggodok mereka untuk suatu kepentingan tersendiri.

Disinilah muncul titik kerancuan antara mana yang benar dan mana yang salah, dan mau tak mau kita harus terjun, karena kita memerlukan suatu wadah untuk berkembang dan berpotensi. Dengan sajian organisasi yang beragam itulah para maba dituntut untuk lebih selektif. Karena apa? Seperti yang aku sampaikan di judul postingan ini "Makan Sembarangan, Bakal Sakit Perut", memang seperti inilah faktanya, kalau kita sebagai maba, mahasiswa baru yang emang bener-bener baru terjun di dunia kemasyarakatan, yang baru menyandang pergantian status dari siswa SMA yang unyu-unyu menjadi mahasiswa universitas yang kritis. Kalau sampai salah memilih makanan, bakal sakit perut atau bisa dikatakan salah jalan yang berakibat fatal bagi masa depan.

Aku selalu ingat dengan apa yang dikatakan oleh mas Yaya,"Dik, kamu boleh membaur, tapi jangan sampai melebur".

Tapi jangan sampai takut untuk terjun, karena proses diplomasi masih berlaku. Kita sebagai kaum intelektual muda, "tonjok dan jotos" gak jaman lagi man! Yang ada kita duduk bareng lalu diskusi, meski dengan tensi tinggi tapi otak tetep dingin brotha! Aksi pun kita buktikan bukan hanya dengan satu cara yaitu turun ke jalan, tetapi coba kita diskusikan, jangan hanya nggruduk serang! gak intelek banget sih loe! Emang loe udah bangga kalo kepala loe berdarah kena pukulan aparat?

Yak mungkin ini sedikit kegalauan sebagai mahasiswa baru menjelang UTS disamping kegalauan-kegalauan lain, seperti diputus pacar atau mungkin kantong-kantong anak kos.

"Mungkin tlh banyak yg beropini ekstrim.. Tp woles maan.. Loe hidup gak sendirian.. Ada pro kontra, koalisi n oposisi.. Jaga tuh wibawa.. Ok!"

Comments

Popular posts from this blog

Jayeng Kusuma Kridha

Istilah jawanya,"TITENANA!!!"

"Thank you": The Secret to Our Success!