How Is It Gonna Be?

Hari ini sangat melelahkan, tetapi aku rasa lelah ini sedikitpun tak mengurangi rasa kepuasanku dapat melewatinya dengan lancar. Kamis, 15 Desember 2011, hari terakhir semester awal masa tahun akhirku di SMA. Dan kalian semua pasti sudah tahu bahwa semester inilah yang menjadi tolok ukur atau pertimbangan untuk dapat memilih tempat idaman jenjang selanjutnya. Sementara semester depan sebagian besar akan kami lalui untuk ujian-ujian akhir dan pendaftaran-pendaftaran di universitas.

Mungkin sebagian dari kalian juga sudah tahu bahwa aku terobsesi untuk menjadi seorang dokter. Ini adalah cita-citaku sejak kecil. Melihat orang-orang datang dan pergi ke dokter, membuatku menggambarkan bahwa dokter adalah suatu elemen yang penting dalam kehidupan sosial ini. Kebutuhan akan kesehatan sangat dibutuhkan seiring dengan berkembangnya zaman. Bukan bagai seorang dewa, mereka bagaikan sarana yang disediakan Allah untuk membantu menyembuhkan. Siapa tahu datangnya sakit, hanya Allah dan Dialah yang hanya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Selalu terngiang di hati kecil saya kata Kak Vivi, alumni SMARIDUTA yang sekarang menjadi calon dokter di Universitas Lampung,"Dik kalau kepingin kaya jangan jadi dokter, urungkan niatmu untuk menjadi dokter jika hanya itu tujuan kamu", kata beliau dalam sepucuk surat yang dibacakan ketika diselenggarakannya Spirit Day oleh IASSC pada 2 minggu yang lalu. Hal ini semakin memotivasiku bahwa bukan hanya materi yang teridentikkan kepada dokter-dokter masa depan, melainkan pengabdian diri, abdi masyarakat yang sejati. Bagaimana mereka dapat mendorong kesejahteraan orang lain melalui bidang kesehatan.

"Kalau enggak pintar banget berarti ya kaya banget!"
Sementara paradigma inilah yang sedang berkembang di wawasan masyarakat bahwa calon dokter haruslah sosok yang pintar sekali atau tidak kaya sekali. Sementara di posisi manakah diriku? "Awalnya teman-teman mengejekku kalau aku bakal menjadi dokter malprakter. Tapi buktinya, sekarang mereka di bawah aku. Bukannya mengejek, tetapi semua ini tergantung niat dan proses. Buktikan kalau kamu bisa!", itu yang sempat dikatakan oleh Mas Rosyid, seorang calon dokter dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan ucapan Bismillahirrohmanirrohim, aku mencoba memecahkan kegalauan ini. Dengan niat dan tekad, beserta usaha dan doa, Insya Allah, dan semoga Allah mendengar doa dan kata hati saya untuk mencapai impian saya.
Amiin..

Mohon doa dan restunya ya teman-teman! :D

Comments

  1. lol. it is just a good initiation. I wish nothing but the best for you friend. I know you have the skill and be able to be a good doctor who later on be ready to give your faithful feelings to your country. Someday, I am gonna call you dr.Dhingga.. how proud I am to be your friend. lol. Good luck bro !

    ReplyDelete
  2. sorry miss word lol. initiation = intention

    ReplyDelete
  3. @Aries : Thanks Bro! You're really good buddy of mine! I will bro, as hard as I can I'm gonna try the best

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jayeng Kusuma Kridha

Istilah jawanya,"TITENANA!!!"

"Thank you": The Secret to Our Success!